Saatnya Kita Belajar Bahasa Inggris

Blog ini berisi materi Bahasa Inggris untuk tingkatan SMP

Listening and Speaking

Pada blog ini terdapat materi untuk kemampuan mendengar dan bercakap Bahasa Inggris

Simple Present Continuous Tense

Salah satu materi pada blog ini ialah tentang Simple Present Continuous Tense

Sabtu, 14 Oktober 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan-Modul 1.4-Budaya Positif

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 

MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Amelia Hamida, S.Pd

 CGP ANGKATAN 9

SMP Negeri 3 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat

Sumatera Barat

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Disini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4 tentang budaya positif. Jurnal refleksi dwi mingguan merupakan tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan sesuai dengan apa yang telah didapatkan dan pengalaman seperti apa yang bisa di lakukan.

Jurnal refleksi ini merupakan tugas yang harus dilakukan pada pendidikan guru penggerak oleh semua Calon Guru Penggerak. Jadi kali ini saya akan menulis refleksi saya mengenai serangkaian kegiatan yang sudah dilalui, khususnya pada modul 1.4 tentang budaya positif. Saya menuliskan kegiatan refleksi ini menggunakan model 4F yaitu:

1.  Facts (Peristiwa)

2.  Feelings(Perasaan)

3.  Findings(Pembelajaran)

4.  Future (Penerapan)

 

Dan marilah kita ikuti satu persatu refleksi saya tentang modul 1.4 budaya positif.

1.  Facts(Peristiwa)

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 9 kabupaten Pasaman Barat mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif.

Modul 1.4 dipelajari secara daring menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan alur MERDEKA yaitu:


(1)   Mulai dari diri dimulai dari tanggal 29 September 2023

Adapun tujuannya adalah setiap CGP mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Saya mulai mempelajari modul 1.4. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan.

 (2) Eksplorasi konsep dilaksanakan 2-5 Oktober 2023

Hal-hal yang dibahas yaitu:

Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal

CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol. Berikutnya CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol. CGP juga diharapkan dapat menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.

Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

CGP dapat menjelaskan konsep teori motivasi, hukuman dan penghargaan, dan pendekatan restitusi. Selain itu, CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

 

        Keyakinan Kelas

CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas. CGP juga dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.

 

Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru. Selain itu, CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai


kebajikan. Berikutnya CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.

 

Restitusi: 5 Posisi Kontrol

CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. Berikutnya CGP dapat memahami dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.

 

Restitusi: Segitiga Restitusi

CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Kemudian CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka. CGP juga diharapkan dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya.

 

Hal yang didapatkan dari bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya Positif. Enam materi itu adalah:

1)  Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal;

Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

 

2)  Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi;

bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.

 

3)  Keyakinan Kelas;

Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.

 

4)  Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas;

Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.

 

5)  Restitusi - Lima Posisi Kontrol;

Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi


manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.

 

6)  Restitusi - Segitiga Restitusi;

Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

(2)   Ruang Kolaborasi dilaksanakan 6&9 Oktober 2023

Dalam kelompok, CGP akan menganalisis kasus-kasus yang tersedia dalam LMS berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif. CGP akan mendiskusikan strategi-strategi agar konsep-konsep dalam disiplin positif dapat menjadi standar tindak lanjut kasus pelanggaran disiplin di sekolahnya. Mereka akan mempresentasikan hasil analisisnya secara sinkronus, dan kelompok lain akan menanggapi.

Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui GMeet yang dipandu oleh fasilitator. Pada tanggal 6 dan 9 Oktober 2023 masuk ruang kolaborasi . Rukol 1 forum diskusi dilaksanakan hari Jumat 6 Oktober 2023 pukul 19.00-21.15. Rukol 2 presentasi dilaksanakan hari Senin 9 Oktober 2023 pada jam yang sama. Pada ruang kolaborasi ini dan kami membahas kasus sebanyak 4 buah kasus, dianalisis berdasarkan materi budaya positif dibawah bimbingan Fasilitator yaitu Ibu Dra. Muliati.

Dalam diskusi ini calon guru penggerak memahami konsep budaya positif dan saling berdiskusi memberi masukan dan penguatan serta saling menanggapi. Pada tanggal 6 Oktober bersama fasilitator dibagi menjadi 3 kelompok, kami mendiskusikan 4 kasus yang diberikan. Saya masuk di kelompok 3 bersama Bapak Azwir Nando, Ibu Asrima Dewi, Ibu Roza Yuanita dan saya sendiri (Amelia Hamida). Setelah diskusi tentang 4 kasus tersebut kami disuruh menyiapakan presentasi tentang dua kasus yang dipilih kelompok. Pada tanggal 9 Oktober 2023 saya kembali bersama dengan Fasilitator dan teman guru penggerak lainnya melakukan kegiatan presentasi. Kelompok 3 mempresentasikan kasus 1 dan kasus 2. Pada saat presentasi calon guru penggerak aktif dalam tanya jawab. Setiap kelompok mempresentasikan dan menanggapi presentasi dari kelompok lain. setelah presentasi tugas kelompok semakin sempurna diunggah ke LMS pada sesi unggah ruang kolaborasi.

 

(3)   Demonstrasi kontekstual pelaksanaan 10 dan 11 Oktober 2023

CGP mampu melakukan praktik segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya.

Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas membuat dua skenario penerapan segitiga restitusi. Setelah scenario dibuat, saya membuat video penerapan segitiga


restitusi bersama siswa. Untuk tugas ini, saya mempraktikkan kasus murid yang tidak sengaja melempar bola ke kantor dan murid yang sering ngantuk dan malas-malasan di kelas.

(4)   Elaborasi Pemahaman yang akan dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2023 

Setelah berdiskusi bersama instruktur, CGP mendemonstrasikan pemahamannya secara lebih mendalam mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

 

Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.4. Budaya Positif. Pertanyaan yang akan mengguatkan pemahaman saya akan materi konsep di modul 1.4 adalah:

 

1.   Apa yang harus kita lakukan jika kita mengatasi iswa yang bermasalah dengan segitiga restitusi, tetapi siswa tersebut tidak ada perubahan sama sekali namun menganggap tidak adanya ketegasan dari guru ataupun sekolah.

 

Pemateri di kegiatan Elaborasi ini adalah Ibu Kresniwiyati. Beliau memaparkan materi dengan sangat jelas dan runut. Peserta dalam Gmeet ini adalah CGP Angkatan 9 Sumatera Barat sekitar 120 orang.

(5)   Koneksi antar materi due date tanggal 19 Oktober 2023

CGP membuat keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada sebelumnya yaitu modul 1.1, 1.2 dan 1.3 sehingga dapat mulai menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4.

Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Di bagian ini juga ditugaskan untuk menjawab 11 item pertanyaan yang berkaitan dengan kesimpulan dan refleksi dari modul 1.1 sampai modul 1.4 yang disajikan dalam bentuk media informasi.

(6)   Aksi nyata due date tanggal 30 Oktober 2023

CGP akan menyampaikan kepada para pemangku kepentingan di sekolahnya mengenai perubahan paradigma dan penerapan strategi disiplin positif di sekolah masing- masing agar dapat menciptakan budaya positif. Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid belajar dengan aman dan nyaman sehingga dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan, sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan utama pendidikan. Tugas yang harus dilakasanakan yaitu melakukan diseminasi, yaitu sosialisasi


budaya positif kepada warga sekolah (kepala sekolah dan guru). Pada saat jurnal ini di buat kegiatan tersebut belum dilaksanakan.

Kegiatan terakhir dari modul ini adalah post test yang akan dibuka linknya pada tanggal 17 Oktober 2023.

 2.  Feelings(Perasaan)

Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, Perasaan saya bercampur aduk. Ada rasa khawatir tidak bias menyelesaikan tugas tepat waktu karena kebetulan anak saya dirawat di RS. Hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.

Setelah mempelajari modul 1.4 perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk bisa menerapkan materi modul 1.4 ini. Dan pada saat saya menerapkan membuat keyakinan kelas disitulah saya menemukan hal yang berbeda karena dalam pembuatan keyakinan kelas ini murid dengan kesadaraannya mengungkapkan nilai-nilai kebajikan disiplin positif yang akan diyakininya. Pada saat pembuatan keyakinan kelas ini perasaan saya senang karena ternyata murid juga antusias melaksanakannya.

Selain itu saya juga senang dalam praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid. Pada saat saya melakukan restitusi itu saya sangat menghargai murid karena mau terbuka dengan permasalahan yang dihadapi dan tentang bagaimana cara memperbaikinya. Sangat senangnya perasaannya ketika saya bisa melakukan kedua hal tersebut. Ketika murid melanggar peraturan mereka harus menerima konsekuensi sesuai dengan apa yang telah disepakati.

3.  Findings(Pembelajaran)

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.4 budaya positif ini adalah bahwa sebagai calon guru penggerak harus menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam penerapan budaya positif disekolah yaitu posisi kontrol sebagai manajer dengan manajer dengan menerapkan segitiga restitusi sebagai solusi ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas.

Karena restitusi menciptakan kondisi murid untuk memperbaiki kesalahan merekabisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;2004). Dan memang benar hal tersebut dapat menyelesaikan masalah selesai dengan damai dan anak- anakpun tidak kehilangan identitas mereka justru mereka kembali dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik. Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.


Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang konsep-konsep budaya positif, yakni:

1)  Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

2)  Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

3)  Keyakinan Kelas

4)  Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

5)  Lima Posisi Kontrol

6)  Segitiga Restitusi 

Saya juga bisa membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang bisa digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga restitusi untuk membangun budaya positif di sekolah.

 

4.  Future(Penerapan)

Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan:

-       melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontiniu dalam proses pembelajaran di sekolah.

-          mengimbaskan kepada rekan sejawat apa yang sudah saya pelajari dan praktekkan

-          membuat keyakinan kelas pada kelas yang lain

-          menerapkan segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid

-          Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan demikian akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.

    Demikianlah Jurnal Dwi Mingguan saya terkait modul 1.4 tentang Budaya Positif.

    Salam Guru Penggerak !!!

    Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh

Kamis, 28 September 2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.3

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

MODUL 1.3

 

Oleh: AMELIA HAMIDA, S.Pd .

 

.SMPN 3 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 9

 

Pada kesempatan ini saya akan menceritakan tentang apa yang sudah saya lakukan pada diklat pendidikan guru penggerak di materi modul 1.3 yaitu mengenai visi guru penggerak. Seperti biasanya setelah mengikuti proses pembelajaran MERDEKA di setiap modul maka untuk calon guru penggerak di beri penugasan untu menggambarkan modul yang dipelajari baik dalam memahami modul maupun kegiatan atau perasaan selama berkutat di dalam modul.

Tugas membuat jurnal ini bisa dikatakan juga sebagai catatan harian selama dua minggu proses pembelajaran atau bisa disimpulkan sebagai kegiatan reflektif calon guru penggerak. Calon guru penggerak diinstruksikan untuk melakukan refleksi diri dengan cara merefleksikan kegiatan yang sudah dilalui, kemudian perubahan apa yg dialami dan bagaimana kita memperbaiki diri nantinya.

Pada tulisan kali ini saya membuat jurnal refleksi menggunakan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Model 4F ini dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, dimana dengan menggunakan model ini saya mencoba menguraikan pengalaman saya selama dua minggu (minggu ke-3 dan minggu ke-4) mengikuti program pendidikan guru penggerak agar lebih terstruktur.

 

1.    1. Facts (fakta/ peristiwa)

Sabtu tanggal 9 September 2023 untuk pertama kalinya dilaksanakan suatu kegitan pendampingan individu, dimana pengajar praktik dari CGP datang ke sekolah CGP secara langsung untuk melaksanakan pendampingan. Kegiatan Pendampingan Individu (PI) oleh pengajar praktik Ibu Fitriana di SMPN 3 Ranah Batahan dengan kegiatan


pendampingan personal selama ± 3 jam yang dimulai pukul 07.30 sampai 10.30 Wib. Pada pendampingan ini terbagi menjadi kegiatan awal, dimana pengajar praktik di sambut hangat oleh kepala sekolah yang didampingi oleh CGP, kegiatan inti yang di isi dengan diskusi antara CGP dan pengajar praktik dan kegiatan akhir yang di isi dengan penyampaian kesan pesan dari kepala sekolah, CGP dan pengajar praktik tentang kegiatan pendampingan individu dan di tutup dengan foto bersama.

Jum’at, tanggal 15 September 2023, setelah kegiatan PI dilaksanakan saya melanjutkan akses LMS untuk mempelajari modul 1.3 tentang Visi Guru Pengerak. Di sini saya mendapat tugas untuk membuat gambaran imajiku tentang murid di masa depan. Jadi, saya harus membuat satu gambar mengenai murid yang saya dambakan 5-10 tahun mendatang.

Sabtu, 16 September 2023 dilaksanakan lokakarya 1 di SMPN 1 Luhak Nan Duo. Dalam 1 ruangan ada tiga kelompok CGP dari tiga orang pengajar praktik. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00 yang dihadiri oleh seluruh CGP Pasaman Barat. Keiatan lokakarrya ini masih terkait modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Masing- masing kelompok diberikan tugas untuk mendemonstrasikan nilai dan peran guru penggerak tersebut dan kelompok lain menanggapi.

Senin 18 September 2023 dilanjutkan kegiatan eksplorasi konsep. Di bagian eksplorasi konsep, saya diberi pengantar tentang paradigma inkuiri apresiatif. Di bagian pengantar, saya juga diberi puisi pemantik yang berjudul “Aku Melihat Indonesia” karya Soekarno. Setelah itu, saya mempelajari materi tentang “Berpikir Strategis”, “Inkuiri Apresiatif sebagai Paradigma”, “Inkuiri Apresiatif sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)”, “Tahapan BAGJA”, “Proses Inkuiri dalam BAGJA”, dan “Amati - Tiru Modifikasi”. Setelah itu, saya melakukan refleksi mandiri tentang pengalaman yang sudah dilakukan menggunakan kanvas BAGJA.

Hari Rabu 20 September 2023 para CGP angkatan 9 Kab. Pasaman Barat mulai melakukan diskusi virtual melalui ruang kolaborasi di LMS, kami dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan Kelompok Pengajar Praktik yang terdiri atas kelompok 1 dengan pengajar praktik Bapak Jaya dan kami dalam kelompok 2 dengan pengajar praktik Ibu Fitriana, kelomok kami beranggotakan 5 oang cgp yaitu saya sendiri bersama 4 orang teman yaitu Ibu Nira, Ibu Mira, Ibu Rina dan Ibu Ulfa. Materi diskusi kali ini tentang diskusi tentang rancangan visi masing-masing cgp kemudian menyepakati satu visi bersama “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter Profil Pelajar Pancasila yang dijabarkan dalam sebuah prakarsa perubahan melalui A-T-A-P hingga kelompok kami menyepakati suatu prakarsa perubahan yakni “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter”. Prakarsa perubahan yang sudah ditetapkan dijabarkan menggunakan Kanvas BAGJA.

Kamis, tanggal 21 September 2023 dilaksanakan presentasi kelompok 1 dan kelompok 2. Di bawah bimbingan Bu Muliati selaku Fasilitator kegiatan diskusi berjalan lancar. Refleksi dari kegiatan diskusi ini adalah masing-masing kelompok mengetahui bagaimana cara membuat visi dan prakarsa perubahan dengan bantuan BAGJA.

Rabu, tanggal 27 september 2023 CGP semua angkatan 9 dari provinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan Elaborasi Pemahaman modul 1.3 di ruang diskusi secara virtual ersama Instruktur Elliza yang menyampaikan materi secara virtual dari Jakarta. Kegiatan virtual ini berlangsung dengan pemaparan materi oleh instruktur, dimana materi di barengi dengan beberapa video yang berkaitan dengan visi guru penggerak.

2.    2. Feelings (Perasaan)

Selama saya mempelajari Modul 1.3., saya merasakan perasaan yang semangat, bangga, senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.3. ini saya bisa mempelajari materi tentang visi guru penggerak yang cukup mencerahkan bagi saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bisa lebih paham tentang apa itu inkuiri apresiatif, Prakarsa perubahan, dan tahapan BAGJA. Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Dengan adanya materi ini saya tertantang untuk memikirkan visi yang akan saya wujudkan di lingkungan tempat saya bertugas.

 

3.    3. Findings (Pembelajaran)

Di Modul 1.3. saya mendapatkan materi tentang paradigma inkuiri apresiatif (IA), yakni pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Pendekatan IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi. Saya juga mempelajari tahapan BAGJA sebagai salah satu kegiatan dalam manajemen perubahan. Adapun tahapan dalam kanvas BAGJA adalah sebagai berikut:

-  Buat pertanyaan utama

-  Ambil pelajaran

-  Gali mimpi

-  Jabarkan rencana

-  Atur eksekusi


4.    4. Future ( langkah kedepan)

Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal terbaik dalam menentukan prakarsa perubahan guna mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid agar tujuan pendidikan dapat tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara yaitu mewujudkan murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

 

Saya akan menerapkan inkuiri apresiatif untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah saya. Saya akan membuat prakarsa perubahan untuk mewujudkan kebiasaan- kebiasaan baru yang tentunya akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Adapun visi yang sudah saya buat yaitu mewujudkan murid yang mandiri, menguasai IPTEK yang dilandasai IMTAK berjiwa pancasila dan bahagia. Adapun prakarsa perubahan yang lahir dari visi tersebut adalah meningkatkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi. Visi dan prakarsa perubahan ini selanjutnya saya jabarkan ke dalam kanvas BAGJA. Semoga bisa jadi kenyataan. Aamiin.


Lampiran Dokumentasi

Pendampingan Individu (PI 1)

 

Ruang Kolaborasi dan Presentasi Modul 1.3

 



 

Kegiatan lokakarya 1


Kegiatan Elaborasi Pemahaman dengan Instruktur

 


Demikian refleksi dwi mingguan modul 1.3. yang bisa saya tuliskan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

 

Salam Bahagia Guru Penggerak

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

 

 

 

 

 

Rabu, 13 September 2023

Nilai dan Peran Guru Penggerak ~ Jurnal Dwimingguan Modul 1.2

 JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Jurnal Dwimingguan ini menggunakan Model 7: Segitiga Refleksi


Setelah mempelajari Modul 1.2 ini, saya akhirnya memahami:

  • Bagaimana peran Guru Penggerak dapat menguatkan peran guru dalam ekosistem sekolah
  • Bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia dan perkembangan psikososial mempengaruhi nilai-nilai tumbuh dalam diri seseorang
  • Bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (Choice Theory)
  • Motivasi Instrinsik penting untuk ditumbuhkan pada diri seseorang


Setelah mempelajari Modul 1.2 ini akhirnya saya Mampu…

  • Mengenali dan memahami nilai-nilai guru penggerak yang ada pada diri saya
  • Menumbuhkembangkan nilai-nilai yang masih samar pada diri saya dan menguatkanya
  • Mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai guru penggerak
  • Menjadi pemimpin pembelajaran untuk mewujudkan profil pelajar pancasila

Perasaan saya setelah mempelajari Modul 1.2 ini adalah…

Saya merasa senang serta bersyukur memiliki kesempatan untuk mengikuti program guru penggerak ini sehingga mendapatkan banyak hal, terutama pengalaman baru dan komunitas baru yaitu komunitas orang-orang yang memiliki peran luar biasa dalam dunia pendidikan. 

Banyak ilmu yang saya pelajari pada Modul 1.1 dan Modul 1.2 ini sehingga saya lebih memahami bagaimana menjadi pendidik dan pengajar bagi murid saya dikelas maupun diluar kelas dan nantinya dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Setelah melakukan pembelajaran pada modul 1.1 dan 1.2 ini target saya berikutnya adalah…

  • Mulai menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid
  • Aktif mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, baik Upskiling maupun Reskiling yang diadakan oleh pemerintah maupun komunitas
  • Berkolaborasi dengan teman sejawat, baik dalam satu program keahlian maupun lintas program keahlian, serta semua warga sekolah
  • Selalu melakukan refleksi pembelajaran yang saya laksanakan dan mengevaluasinya sebagai perbaikan untuk pembelajaran berikutnya
  • Berusaha untuk berinovasi dalam pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan