Saatnya Kita Belajar Bahasa Inggris

Blog ini berisi materi Bahasa Inggris untuk tingkatan SMP

Listening and Speaking

Pada blog ini terdapat materi untuk kemampuan mendengar dan bercakap Bahasa Inggris

Simple Present Continuous Tense

Salah satu materi pada blog ini ialah tentang Simple Present Continuous Tense

Selasa, 28 November 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3-Coaching untuk Supervisi Akademik

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3

Oleh:

Amelia Hamida, S.Pd

CGP Angkatan 9

Kabupaten  Pasaman Barat

Pada modul 2.3 ini, saya merefleksikan kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi dwi minggu ini membahas materi pada Modul 2.3 tentang Coaching. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media yang mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

 

1. Facts (Peristiwa)

Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai dari 2.3.a.3 mulai dari diri yang berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervisi di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi konsep, modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik.

Selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik. yang diakronimkan menjadi TIRTA ( Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab ), diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kolaborasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapan pemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya berpasangan dengan Bu Asrima Dewi melakukan sebuah percakapan coaching untuk benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan

2. Feelings (Perasaan)

Saya sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2.3 Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.

 

3. Findings (Pembelajaran)

Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervisi akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat. pada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervisi akademik.

4. Future (Penerapan)

Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.

  

Jumat, 17 November 2023

Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 

Modul 2.2 “Pembelajaran Sosial Emosional”

                                AMELIA HAMIDA, S.Pd

                    CGP Angkatan 9-Kabupaten Pasaman Barat

Alhamdulillah pada kesempatan ini saya akan membuat jurnal refleksi dwi mingguan tentang modul 2.2 di LMS yang berkaitan dengan materi Pembelajaran Sosial Emosial. Jurnal ini     merupakan tugas rutin yang harus dikerjakan setiap CGP yang berisi tentang hal-hal yang didapatkan dan dilakukan selama mempelajari modul ini. Sama seperti modul sebelumnya, jurnal ini menggunakan model 4 F (Facts, Feelings, findings and Future).

1.      Facts (Peristiwa)

3 November 2023 kegiatan mempelajari modul 2.2 dimulai. Pengumuman dari Ibu Fasilitator yang baik hati di Wa Group menghimbau semua anggota CGP dalam kelas A.32 BGP Sumbar untuk mulai berselancar di LMS. Modul 2.2 berisi tentang pembelajaran sosial emosional. Dalam modul ini ada banyak materi yang sebenarnya secara tidak langsung sudah dilakukan namun tidak diketahui sebelumnya, jadi materi dalam modul ini adalah hal baru yang saya pelajari. Adapun materi baru yang saya pelajari dalam modul ini yaitu materi kerangka CASEL (kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab), pembelajaran sosial emosional berbasis mindfulness (kesadaran penuh), teknik STOP dan masih banyak lagi. Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan seluruh warga sekolah. PSE membuat murid merasakan sosial emosional yang dirasakannya dan orang lain rasakan serta mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Alur Belajar dalam modul ini juga sama dengan modul sebelumnya yaitu menggunakan alur belajar MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata).

 

Untuk waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

v  MULAI DARI DIRI

3 - 5 November 2023 

Di sini saya mendapat tugas untuk melakukan refleksi diri terkait kompetensi sosial dan emosional. Ada tujuh pertanyaan yang harus saya jawab.

v  Eksplorasi konsep (mandiri dan forum diskusi)

6 November 2023

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar di LMS tentang pembelajaran untuk sosial dan emosional. Saya mulai belajar tentang definsi pembelajaran sosial dan emosional. Selanjutnya saya belajar mengenai kompetensi sosial dan emosional, kesadaran penuh (mindfulness), dan implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah. Adapun implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan di sekolah dapat dilakukan dengan cara:

a. Pengajaran eksplisit

b. Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

c.  Menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah

            d. Penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah

 

Setelah itu saya, melakukan diskusi asinkron. Ada 5 kasus yang harus saya dan CGP lainnya tanggapi dalam diskusi asinkron ini.

v  RUKOL

Ruang kolaborasi di modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah presentasi hasil diskusi tersebut. Semua itu dilakukan secara daring melalui Gmeet.

    Ã¼  SESI 1

     8 November 2023

    Ã¼  RUKOL SESI 2

     9 November 2023

v  Demontrasi Kontekstual

10-13 November 2023

Di bagian ini saya mendapatkan tugas membuat RPP berbasis kompetensi sosial dan emosional.

v  Elaborasi pemahaman

Di bagian ini, saya ditugasi untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional. Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada hari Rabu. 15 November 2023 pada pukul 15.30 – 17.00 WIB. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Bapak Sudarno.

v  Koneksi antar materi

14-15 November 2023

Di bagian koneksi antarmateri Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional, saya membuat melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul.


v  Aksi nyata

16 November 2023

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 2.2 yang diterapkan secara nyata. Di aksi nyata ini saya melakukan pembelajaran berbasis kompetensi sosial dan emosional.

 2.      Feelings (Perasaan)

Perasan atau pengalaman saya selama mempelajari modul pembelajaran emosional ini sangat senang dan bersemangat, namun ada juga sedikit pesimis atau tidak merasa mampu mengerjakan setiap tugas dalam modul ini dikarenakan berbagai faktor. Tapi alhamdulillah walau tersendat dan merangkak-rangkak setiap tugas bisa diselesaikan.


Pengalaman atau perasaan yang sangat begitu berat ketika rukol presentasi dimana tiba giliran saya akan presentasi, anak-anak saya pada banyak keinginan ini dan itu sehingganya presentasi saya dilanjutkan oleh teman. Namun setelah hak anak saya penuhi presentasi saya lanjutkan kembali.


Berikutnya pengalaman atau perasaan saat mengikuti Elaborasi pemahaman bersama instruktur Bapak Sudarno adalah merasa khawatir. Dimulai dari jaringan telkomsel yang hilang, lalu saya buru-buru beli paket internet kartu lain. Disaat elaborasi pun suara instruktur hamper saja tidak terdengar kalua tidak pakai handsfree dikarenakan hari hujan lebat. Pak Sudarno menjawab pertanyaan saya dengan baik sehingga ada hal yang harus saya ingat untuk melatih emosi saya pada anak sendiri.


Adapun perasaan senang yang saya rasakan adalah dalam mempelajari modul ini saya mulai memahami bahwa pembelajaran sosial emosional ini memberikan pengaruh terhadap proses belajar mengajar dan membawa dampak penting pada hasil belajar murid. Saya juga merasakan ada energi baru setelah melakukan treatmen STOP pada diri sendiri. Saya juga merasa tertantang untuk menerapkan PSE di kelas.


3.      FINDINGS (Pembelajaran)


Setelah mempelajari lebih dalam tentang Pembelajaran Sosial Emosional, ada banyak hal bisa diambil dan digunakan dalam lingkungan sekolah . Saya menjadi lebih paham ternyata antara PSE dan keberhasilan hasil belajar seorang murid memiliki kaitan. Hal ini dikarenakan keberhasilan seorang murid tidak muluk ditentukan oleh materi yang bagus, metode dan strategi mengajar yang menarik, namun seorang guru juga harus memperhatikan kondisi sosial dan emosional murinya agar murid dapat belajar dengan merasa aman dan nyaman (Well-being). Hal ini dikarenakan jika belajar dalam kondisi Well-Being seorang murid akan mudah mengikuti dan memahami apa yang sedang dipelajarinya. 


Pembelajaran yang saya dapatkan lainnya adalah melalui PSE dapat membantu saya memecahkan permasalahan yang timbul baik dalam kegiatan proses belajar di kelas, menjalin kolaborasi dengan rekan sejawat, maupun juga dalam permasalahan pribadi. 


Pembelajaran lainnya yang saya dapatkan adalah melalui PSE murid menjadi bersikap lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaannya dan orang-orang sekitarnya. Murid juga dapat menemukan solusi jika dihadapkan pada masalah tertentu. Dalam modul PSE ini pembelajaran yang saya dapatkan adalah adanya metode STOP. Dengan teknik ini saya bisa lebih fokus untuk melakukan hal merupakan suatu prioritas. 


Pembelajaran lainnya dalam PSE yang saya dapatkan adalah melalui PSE saya bisa memanajemen diri dan waktu agar lebih efktif , efisien dan refektif baik itu dalam lingkungan kerja maupun lingkungan keluarga.


4.      Future (Penerapan)


Setelah memahami materi dalam modul 2.2. tentang pembelajaran sosial dan emosional, saya akan merubah pola pikir/mainset tentang PSE yang sebelumnya jarang saya terapkan dan nantinya akan menerapkan pembelajaran berbasis KSE di sekolah. Tentunya dengan melakukan perencanaan yang matang, mulai dari pembuatan RPP/modul ajar, pembuatan/persiapan media, dan lain-lain. Selain itu saya juga akan melakukan sharing atau berbagi praktik baik baik dengan rekan guru atau teman sejawat di lingkungan sekolah maupun rekan guru dari sekolah lain.


Dokumentasi


Ekspresi Murid Ketika Penerapan PSE secara Eksplisit



Kegiatan Ruang Kolaborasi


 

 

 

 

 

 

 

 

 

r

Rukol sesi 1 modul 2.2

Kamis, 02 November 2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

                                        JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1 

                                                  PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI

 

            Salam bahagia Bapak Ibu Guru hebat.

Berikut akan saya uraikan refleksi dwi mingguan modul 2.1 tentang pembelajaran berdifferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.

Jurnal refleksi ini merupakan tugas rutin yang harus dikerjakan oleh setiap peserta CGP sebagai bentuk ungkapan atau curahan hati CGP selama mempelajari setiap modul. Jurnal ini juga dijadikan sebagai dokumentasi untuk perasaan, gagasan, pengalaman, serta praktik baik yang telah dilakukan setelah mempelajari modul. Adapun model refleksi yang digunakan masih sama dengan jurnal refleksi pada modul sebelumnya yaitu dengan menggunakan metode 4F ( Fact, feeling, Findings, and Future) atau 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan). Di bawah ini merupakan uraian dari 4P tersebut

1. Peristiwa (Fact)

Di modul 2.1 saya dibekali materi yang menurut saya baru untuk saya yaitu tentang pembelajaran berdifferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Sama seperti modul sebelumnya pembahasan di LMS menggunakan alur “merdeka”.

Kegiatan di modul ini di awali dengan pretest pada tanggal 20 Oktober 2023. Soal pre test sebanyak 18 soal pilihan ganda. Soal memuat materi yang akan dipelajari di modul 2.1.

            Berikut Adalah Alur Merdeka Kegiatan Di Modul 2.1

 

                               ·       Mulai dari Diri

Dalam kegiatan Mulai dari Diri saya diajak untuk berefleksi dalam mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda, selain itu


juga berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

 

                                ·         Eksplorasi konsep (mandiri dan forum diskusi)

Dalam kegiatan ini, saya diberi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada kegiatan ruang kolaborasi 1 pada tanggal 25 Oktober 2023, saya bersama CGP lainnya difasilitasi oleh Fasilitator Ibu Dra. Muliati untuk mengkaji serta menganalisis berbagai contoh kasus mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutnya dalam ruang kolaborasi 2 yang diadakan pada tanggal 26 Oktober 2023, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil diskusi kelompok kecil dan saya masuk kelompok 4 yang terdiri dari Bu Neti, Bu Asrima Dewi, Bu Ulfa dan saya sendiri untuk kemudian diberi masukan dan saran. Kami pun mendapat pencerahan mengenai pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di berbagai jenjang pendidikan. Diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator.


                                ·         Demontrasi Kontekstual

Secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator.

 

                                ·         Elaborasi pemahaman

Elaborasi pemahaman dilaksanakan pada tanggal 1 November 2023 dengan instruktur yaitu oleh Ibu Any Suhaeny, M.Si.


Dokumentasi kegiatan Elaborasi pemahaman dengan instruktur.

 


                                ·         Koneksi antar materi

Menghubungkan materi pada modul 2.1 dengan materi pada modul sebelumnya dengan due data pada tanggal 6 November 2023

  ·         Aksi nyata

Mempraktekkan RPP berdifferensiasi ketika kegiatan pendampingan individu bersama pengaja praktik.

 

        2.  Perasaan (Feelings)

 

Pada awalnya saya merasa Senang tapi juga agak ragu dan berfikir bahwa dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi seakan rumit dan sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional. Namun saya menyadari bahwa murid


memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikan sesuai dengan minat dan gaya belajarnya. Sementara guru memiliki kewajiban untuk merancang pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid (profil, minat dan gaya belajar murid), hal ini dapat diejawantahkan dalam pembelajaran berdiferensiasi.

 

Selanjutnya saya merasa tercerahkan, karena setelah membaca bagian eksplorasi konsep, dan berdiskusi dalam ruang kolaborasi, saya jadi semakin paham bahwa murid yang beragam memerlukan pelayanan yang beragam pula. Saya jadi paham bahwa kita sebagai guru dapat mengakomodir keragaman siswa tersebut melalui ragam (diferensiasi) konten, proses dan produk pembelajaran. Setelah kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur juga menambah pengetahuan saya bahwa di dalam RPP berdifferensiasi tidak harus melakukan tiga strategi sekaligus tetapi boleh dipilih salah satu saja, dan juga dalam mengetahui kebutuhan belajar murid terutama untuk mengidentifikasi gaya belajar murid perlu melakukan koordinasi terutama dengan guru BK.

 

        3.  Pembelajaran (Findings)

 

"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." (Ki Hajar Dewantara).

 

Pada awal bagian Eksplorasi Konsep, saya disuguhi quote yang sangat menggugah. Quote tersebut mampu menggambarkan bahwa kita sebagai guru harus mampu melayani murid yang beragam dengan pelayanan yang beragam pula. Setelah murid terlayani dengan baik, besar harapan, murid dapat mencapai kebahagianya sesuai filosofis tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara, pada akhirnya murid dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.

 

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." (Ki Hajar Dewantara). Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan: bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi: diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam


proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.

 

        4.  Penerapan (Future)

Setelah mempelajari modul 2.1 ini, ke depannya saya akan selalu berupaya dan berusaha untuk melayani kebutuhan murid yang beragam melalui pembelajaran berdiferensasi

 

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen diagnostik non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa.