JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.1
PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI
Salam bahagia Bapak Ibu Guru hebat.
Berikut akan saya uraikan refleksi dwi mingguan modul 2.1
tentang pembelajaran berdifferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
Jurnal refleksi ini merupakan tugas rutin yang harus dikerjakan oleh setiap peserta CGP sebagai bentuk ungkapan atau curahan hati CGP selama mempelajari setiap modul. Jurnal ini juga dijadikan sebagai dokumentasi untuk perasaan, gagasan, pengalaman, serta praktik baik yang telah dilakukan setelah mempelajari modul. Adapun model refleksi yang digunakan masih sama dengan jurnal refleksi pada modul sebelumnya yaitu dengan menggunakan metode 4F ( Fact, feeling, Findings, and Future) atau 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan). Di bawah ini merupakan uraian dari 4P tersebut
1. Peristiwa (Fact)
Di
modul 2.1 saya dibekali materi yang menurut saya baru untuk saya yaitu tentang
pembelajaran berdifferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Sama
seperti modul sebelumnya pembahasan di
LMS menggunakan alur “merdeka”.
Kegiatan
di modul ini di awali dengan pretest pada tanggal 20
Oktober 2023. Soal pre test sebanyak 18 soal pilihan
ganda. Soal memuat materi yang akan dipelajari di modul 2.1.
Berikut Adalah
Alur Merdeka Kegiatan
Di Modul 2.1
· Mulai dari
Diri
Dalam
kegiatan Mulai dari Diri saya diajak untuk berefleksi dalam mengelola kelas dan
memenuhi kebutuhan belajar murid
yang berbeda-beda, selain
itu
juga
berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu
membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
·
Eksplorasi konsep (mandiri
dan forum diskusi)
Dalam
kegiatan ini, saya diberi pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat menjelaskan
bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada kegiatan ruang
kolaborasi 1 pada tanggal 25 Oktober 2023, saya bersama CGP lainnya difasilitasi
oleh Fasilitator Ibu Dra.
Muliati untuk mengkaji serta menganalisis berbagai contoh
kasus mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutnya dalam ruang kolaborasi
2 yang diadakan pada tanggal 26 Oktober 2023, kami mempresentasikan dan
mendiskusikan hasil diskusi kelompok kecil dan saya masuk kelompok 4 yang
terdiri dari Bu Neti,
Bu Asrima Dewi, Bu Ulfa dan saya sendiri untuk kemudian
diberi masukan dan saran. Kami pun mendapat pencerahan mengenai pelaksanaan
pembelajaran berdiferensiasi di berbagai jenjang pendidikan. Diskusi dengan
rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling
memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran
berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS
untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator.
·
Demontrasi Kontekstual
Secara
mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik
dari sesama CGP dan fasilitator.
·
Elaborasi pemahaman
Elaborasi
pemahaman dilaksanakan pada tanggal 1 November 2023
dengan instruktur yaitu oleh Ibu Any Suhaeny, M.Si.
Dokumentasi kegiatan Elaborasi pemahaman dengan instruktur.
·
Koneksi antar materi
Menghubungkan
materi pada modul 2.1 dengan materi pada modul sebelumnya dengan due data pada
tanggal 6 November 2023
·
Aksi nyata
Mempraktekkan
RPP berdifferensiasi ketika kegiatan pendampingan individu bersama pengaja
praktik.
2.
Perasaan (Feelings)
Pada
awalnya saya merasa Senang tapi juga agak ragu dan berfikir bahwa dalam
persiapan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi seakan rumit dan sangat
berbeda dengan pembelajaran konvensional. Namun
saya menyadari bahwa murid
memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikan sesuai dengan
minat dan gaya belajarnya. Sementara guru memiliki kewajiban untuk merancang
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid (profil, minat dan
gaya belajar murid), hal ini dapat diejawantahkan dalam pembelajaran
berdiferensiasi.
Selanjutnya
saya merasa tercerahkan, karena setelah membaca bagian eksplorasi konsep, dan
berdiskusi dalam ruang kolaborasi, saya jadi semakin paham bahwa murid yang
beragam memerlukan pelayanan yang beragam pula. Saya jadi paham bahwa kita
sebagai guru dapat mengakomodir keragaman siswa tersebut melalui ragam (diferensiasi)
konten, proses dan produk pembelajaran. Setelah kegiatan elaborasi pemahaman
bersama instruktur juga menambah pengetahuan saya bahwa di dalam RPP
berdifferensiasi tidak harus melakukan tiga strategi sekaligus tetapi boleh
dipilih salah satu saja, dan juga dalam mengetahui kebutuhan belajar murid
terutama untuk mengidentifikasi gaya belajar
murid perlu melakukan
koordinasi terutama dengan guru BK.
3.
Pembelajaran (Findings)
"Serupa
seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu,
jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah
seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik,
Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." (Ki
Hajar Dewantara).
Pada
awal bagian Eksplorasi Konsep, saya disuguhi quote yang sangat menggugah. Quote
tersebut mampu menggambarkan bahwa kita sebagai guru harus mampu melayani murid
yang beragam dengan pelayanan yang
beragam pula. Setelah murid terlayani dengan baik, besar harapan, murid dapat
mencapai kebahagianya sesuai filosofis tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara, pada akhirnya murid dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.
"Apapun
yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada
umumnya." (Ki Hajar Dewantara). Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar
guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam
kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua
kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan:
bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi
pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam
kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi: diferensiasi
konten; diferensiasi proses;
dan diferensiasi produk.
Dan dalam
proses penilaian,
guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh
kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang
aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.
4.
Penerapan (Future)
Setelah
mempelajari modul 2.1 ini, ke depannya saya akan selalu berupaya dan berusaha
untuk melayani kebutuhan murid yang beragam melalui pembelajaran berdiferensasi
Agar
pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu
pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar
murid, agar guru dapat menentukan
perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu
dengan asesmen diagnostik non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data
murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara
dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan
baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat
berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset
yang kelak menjadi pemimpin bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar