Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2
Modul "Pemimpin dalam pengelolaan
Sumber Daya" mulai di pelajari pada 15 Februari 2024 oleh CPG angkatan
9 Program Pendidikan Guru Penggerak. Sebagai pemenuhan tugas pembuatan jurnal
refleksi kali ini saya menggunakan model F4 yang dikembangkan oleh Dr. Roger
Greenaway (Facts, Feelings, Findings, Future)
1. Peristiwa (Facts)
Pada tanggal 15 Februari 2024 CGP mempelajari Mulai dari diri sebagai alur
awal MERDEKA dikerjakan melalui moda mandiri dengan mengingat kembali
faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya. Pada sesi ini saya diwajibkan untuk memberikan respon
terhadap beberapa pertanyaan untuk melihat sejauh mana pengetahuan saya sebagai
peserta program tentang materi kali ini.
Pada tanggal 16 Februari
2024 kegiatan berikutnya yakni
Eksplorasi konsep memberikan kesempatan pada saya dalam melakukan eksplorasi
mandiri dengan menelaah konsep dasar tentang sekolah sebagai ekosistem,
Pedekatan Berbasis Kekurangan dan Pendekatan Berbasis Aset, Sejarah singkat
Pendekatan Asser-Based Comunnity Development, dan aset-aset dalam sebuah
komunitas. Di sesi pembelajaran ini, CGP juga diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan pemantik yang nantinya akan diduskusikan pada forum diskusi.
Pada tanggal 19 Februari
2024 Ruang Kolaborasi modul 3.2 di forum
diskusi 1 telah dihadiri oleh CGP. Bersama CGP lain dalam pengelompokkan
kelompok serta didampingi Ibu Fasilitator, CGP diminta untuk dapat
mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi
pemanfaatannya secara efektif. Pemetaan aset di daerah sekolah nantinya akan
dipersentasikan kepada kelompok lain pada ruang kolaborasi sesi 2 di modul 3.2.
Pada tanggal 20 Februari
2024 masuk pada Ruang kolaborasi 2 untuk
kegiatan presentasi tiap kelompok. Kali ini saya masuk dalam kelompok 3 bersama
dengan rekan-rekan sejawat di CGP Angkatan 9 yang berada di satu wilayah yang
sama, yaitu Ranah Batahan. Pada presentasi ini kelompok saya mengidentifikasi
asset dan pemanfaatan di wilayah Ranah Batahan, Kab. Pasanman Barat. Pada
tanggal 26 Februari 2024 masuk di
Elaborasi Pemahaman bersama instruktur dengan adanya elaborasi pemahaman ini
semakin kuat pemahaman saya tentang pengelolaan sumber daya.
2. Perasaan (Feelings)
Dalam sesi pembelajaran ini,
saya merasa sangat gembira karena saya telah memperoleh pengetahuan baru yang
terkait dengan materi dari modul ini. Pengetahuan ini membuka mata saya
terhadap potensi sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah saya, dan
saya merasa termotivasi untuk melakukan pemetaan komprehensif terhadap semua
aset tersebut agar dapat dimanfaatkan secara efektif. Selain itu, saya merasa
tertantang untuk berbagi pengetahuan ini dengan rekan sejawat di sekolah agar
mereka juga dapat mengadopsi pendekatan PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset) dalam upaya menemukan aspek positif dalam kehidupan sekolah dan
mengoptimalkannya. Dengan demikian, kami bisa menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih berdaya dan bermanfaat bagi peserta didik.
3. Pembelajaran (Findings)
Sesi pembelajaran Ruang
Kolaborasi Sesi 1 pada modul ini telah memberikan banyak pelajaran berharga.
Saya belajar untuk fokus pada aspek positif dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan berdasarkan kekuatan, inspirasi, serta potensi yang ada. Modul ini
mendorong perubahan paradigma dari pola pikir yang seringkali bersifat defisit,
di mana kita cenderung melihat permasalahan dan kekurangan terlebih dahulu
(Deficit Based Thinking). Ini adalah langkah yang sangat positif untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih proaktif dan membangun pada aset yang ada
di sekitar kita. Saya merasa sangat termotivasi untuk menerapkan
prinsip-prinsip ini dalam praktik pengambilan keputusan dan pengelolaan program
di sekolah.
Dalam modul ini, CGP mendalami
konsep sekolah sebagai ekosistem, di mana terdapat interaksi antara unsur
biotik (unsur yang hidup seperti murid, guru, kepala sekolah, staf/tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, orangtua murid/wali, dan masyarakat sekitar
sekolah) dan unsur abiotik (unsur yang tidak hidup seperti keuangan, sarana,
dan prasarana). Dengan pemahaman ini, CGP menyadari bahwa sekolah bukanlah
entitas yang berdiri sendiri, tetapi terhubung erat dengan lingkungan
sekitarnya. Hal ini membuka peluang untuk memanfaatkan semua sumber daya yang
ada dalam dan di sekitar sekolah secara lebih efektif dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan.
Pembelajaran di modul ini juga
memberi kesempatan untuk dapat membedakan tujuh aset utama yang dimiliki oleh
lingkungan sekolah meliputi modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal
lingkungan/alam, modal finansial, modal politik dan modal agama dan budaya.
Dengan mengetahui aset-aset dalam komunitas, maka kita diharapkan memiliki
strategi dalam pemanfaatannya sehingga pada akhirnya kita memiliki
karakteristik komunitas yang sehat dan resilen.
4. Penerapan (Future)
Dengan pemahaman yang diperoleh
dari modul ini, harapannya CGP dapat mengadopsi pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD) dengan
mengubah pola pikir (mindset) dan sikap positif sebagai langkah awal.
Implementasi modul ini diharapkan mampu membantu sekolah dalam membangun
ekosistem yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid, sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila. Kita perlu ingat bahwa cara sekolah memandang ekosistemnya
sangat memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Dengan demikian,
penggunaan ABCD dapat membuka potensi positif di lingkungan sekolah, menjadikan
aset dan sumber daya yang ada sebagai dasar pengembangan pendidikan yang lebih
efektif dan inklusif.
0 komentar:
Posting Komentar